Setiap orang meyakini bahwa setiap jiwa yang bernafas pasti
akan mengalami kematian. Namun, kesibukan sehari-hari seringkali membuat orang
terlena dan lupa bahwa besok atau lusa akan dipanggil oleh Alloh SWT. Sampai
tiba suatu saat, malaikat datang menjemput, dan pupuslah semua kelezatan dunia
beralih menuju kehidupan yang abadi di sisi-Nya.
Orang
beriman seharusnya tidak takut menghadapi mati, karena mati adalah sebuah
keniscayaan. Yang harus ditakuti adalah apakah amal kita sudah cukup untuk
menghantarkan pada kebahagiaan di akhirat?. Abu Bakar R.A saat ditanya oleh
seorang sahabat, berapa kali anda ingat kematian dalam sehari? Abu bakar
menjawab, “Saya mengingat
mati manakala mata saya terjaga”. Itulah, sikap seorang teladan
dalam mengingat kematian yang dengannya dapat menghantarkan pada puncak iman
yang luar biasa.
Hidup di dunia hanyalah sementara, nikmat dunia yang diberikan Alloh masih sedikit. Dari 100 rahmat-Nya hanya 1 rahmat yang diberikan ke dunia untuk dinikmati seluruh penghuni. Sehingga orang yang cerdas, adalah mereka yang mengarahkan hawa nafsu dan beramal untuk mempersiapkan kematian. Sementara orang yang bodoh, adalah mereka yang diperbudak hawa nafsu, berangan-angan mendapatkan pahala, serta mati-matian mengejar dunia siang dan malam dengan melupakan kehidupan akhirat.
Hidup di dunia hanyalah sementara, nikmat dunia yang diberikan Alloh masih sedikit. Dari 100 rahmat-Nya hanya 1 rahmat yang diberikan ke dunia untuk dinikmati seluruh penghuni. Sehingga orang yang cerdas, adalah mereka yang mengarahkan hawa nafsu dan beramal untuk mempersiapkan kematian. Sementara orang yang bodoh, adalah mereka yang diperbudak hawa nafsu, berangan-angan mendapatkan pahala, serta mati-matian mengejar dunia siang dan malam dengan melupakan kehidupan akhirat.
Saat Nabi ditanya, “Ya rosul, siapakah orang mukmin
yang paling cerdas? Nabi
menjawab, “Mereka yang sering
mengingat mati dan (tekun) mempersiapkan diri menghadapi kematian. Mereka pergi
dengan kelegaan dunia dan kemuliaan akhirat.”
Salah seorang
ulama mengatakan, siapa orang masuk liang kubur tanpa membawa amal banyak, maka
seolah-olah ia mengarungi lautan tanpa perahu. Ia akan tenggelam diterpa badai.
Jadi,
mengingat kematian haruslah menjadi bagian tak terpisahkan dari rangkaian waktu
kehidupan yang dijalani. Mengingat kematian tidak hanya sekedar mengingat,
namun harus diikuti dengan amalan yang terus menerus dan sungguh-sungguh.
Amalan untuk mempersiapkan kehidupan abadi di akhirat, yang hanya memiliki dua
tempat yakni kebahagiaan (surga) dan penderiaan (neraka).
Nabi bersabda “Perbanyaklah kalian mengingat
pemutus kelezatan (yakni kematian)”.
Dalam hadits lain nabi bersabda, ” Manfaatkan lima perkara sebelum
lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu
sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang
kematianmu.
Lalu, apa
sajakah usaha yang bisa diperbuat agar senantiasa ingat terhadap kematian?.
Berikut salah satu kiatnya.
#1. Sering Mengunjungi Orang Sakit
Saat
mengunjungi orang sakit, selain memberikan doa agar diberikan ketabahan dalam
menghadapi cobaan Alloh, juga harus mendapatkan pelajaran bahwa sakit atau
kematian bisa saja datang kepada siapa saja yang Alloh kehendaki tanpa
memandang orang, tempat dan waktu.
#2. Mengunjungi Orang Mati
Saat
mengunjungi orang yang meninggal, selain mendoakan kepada jenazah dan keluarga
yang ditinggalkan, juga harus menjadikan pelajaran atau nasehat bahwa kematian
merupakan rahasian Alloh yang tidak ada seorangpun yang mengetahui kapan
datangnya kematian.
#3. Ziarah Kubur
Disunahkan
menziarahi kubur, sebagai momentum untuk Mendoakan dan mengingat kematian.
#4. Memantapkan Iman Kepada Hari
Akhir
#5. Mentadabburi Ayat-Ayat Alloh
Terkait Adab Neraka dan Surga.
Source : http://www.nasehatislam.com/?p=1211
0 komentar:
Posting Komentar